Kamis, 26 November 2009

Pembangunan Ekonomi berbasis Pertanian

a.Sektor Hulu Pertanian 


                 Saudara-saudara semua permasalahan di sektor hulu pertanian yang perlu untuk kita pecahkan ialah masalah kepemilikan lahan. Pada tahun 2006 kepemilikan lahan pertanian  di Indonesia sekitar 0,25 hektar (Martoyo, 2006),  jika kondisinya seperti ini terus petani kita akan sulit untuk mencapai kesejahteraan. Oleh karena itu, agenda utama dalam membenahi sektor hulu ialah mengembangkan lahan-lahan pertanian di luar pulau Jawa untuk memenuhi amanat reforma agraria yang hingga saat ini masih sulit dilakukan.
Dalam proses pengembangan lahan diluar pulau Jawa,  faktor utama yang sangat berpengaruh adalah permasalahan infrastruktur, khususnya transportasi, salah satu contoh adalah membawa sapi dari Darwin, Australia, ke Jakarta 85 persen lebih murah dibandingkan dengan jika membawa sapi dari Bima, Nusa Tenggara Barat, ke Jakarta (Martoyo, 2006). Oleh karena itu, salah satu agenda yang akan dijalani ialah pengawasan dengan baik terhadap pemanfaatan dana stimulus sebesar 7 triliun yang dikucurkan pemerintah untuk sektor infrastruktur.
Selain permasalahan lahan, masalah lainnya  ialah masalah produktivitas,  salah satu contoh ialah ubi kayu,  di Thailand produksi total ubi kayu mencapai 2 kali lipat dari produksi Indonesia. Permasalahan produktivitas ini terletak setidaknya pada 3 hal:
  • Bibit,  kita sudah pernah mendengar mengenai bibit unggul  berbagai tanaman yang dihasilkan oleh institusi pendidikan kita seperti IPB , namun hingga saat ini itikad pemerintah untuk mengeluarkan bibit-bibit itu dari kampus untuk kemudian diaplikasikan ke masyarakat masih minim.
  • Pupuk, pada tulisan sebelumnya saya telah mengeluarkan solusi terhadap permasalahan pupuk berupa pembangunan pabrik NPK
  • Manajemen dan perawatan, salah satu tantangan krusial adalah masalah mentalitas bangsa kita yang bermental tidak ingin sulit (instan), salah satu contoh kasusnya ialah pengembangan tanaman organik, berapa banyak petani kita yang belum beralih ke pola pertanian ini dengan alasan bahwa pertanian organik lebih melelahkan karena memerlukan pembuatan pupuk kompos dan perawatan yang lebih intensif, padahal pasar ekspor pertanian khususnya di Eropa lebih menghendaki produk organik.

b.Peningkatan Nilai Tambah Produk Pertanian


        Permasalahan lainnya, ialah minimnya teknologi pasca panen dan industri hilir di bidang pertanian yang dapat meningkatkan nilai tambah produk pangan kita, terdapat beberapa contoh  produk yang dapat dikembangkan dan akan menjadi komitmen kami kedepannya untuk memperluas aktivitas ekonomi berbasis pertanian ini.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar